Minggu, 19 April 2015

fanfic naruhina Charapter 10

Charapter 10

"Hey Hinata-chan, lebih baik kau rubah dulu model pakaianmu itu. Nanti
kau malah dikira orang aneh" ujar Naruto pada Hinata yang kini tengah
duduk di bangku panjang yang berada di taman belakang TSHS. "Eh?
B-Benarkah? Dirubah jadi model seperti apa N-Naruto-kun?" Tanya Hinata
pada Naruto. Hey, tunggu dulu! Hinata tidak gagup –gagap karena gugup-
seperti biasanya? Tentu saja, mereka kan sudah tunangan! Tapi ya, yang
namanya Hinata ya tetap Hinata. Kalau berhadapan dengan Naruto pasti
akan gugup, walau tidak lagi segugup dulu.

"Um… kalau menurut yang aku lihat sih, gadis-gadis disini lebih suka
memakai pakaian yang 'agak' terbuka, Hinata-chan." Jawab Naruto sambil
mengusap-usap dagunya sendiri, berpose ala detektif yang sedang berpikir
keras. Setelah itu, Hinata pun berdiri dari posisi duduknya dan
membentuk beberapa segel dengan telapak tangannya hingga akhirnya…
*Poff* tubuh Hinata pun langsung tertutup oleh kepulan asap yang cukup
tebal. Naruto yang melihatnya hanya menunggu dengan sabar, hingga
akhirnya saat kepulan asap itu menghilang… *Croottt* darah segar
langsung keluar dengan derasnya dari hidung Naruto. Kenapa? Karena di
hadapannya saat ini, terlihat sosok Hinata yang hanya menggunakan
pakaian bikini, menampakkan kulit tubuhnya yang begitu putih, mulus
tanpa cacat, dan dada yang lumayan –ehm-.

"Eh? N-Naruto-kun! Naruto-kun!" jerit Hinata kaget saat tiba-tiba
melihat Naruto terkapar dengan darah mengucur dari lubang hidungnya dan
senyuman mesum yang terpampang dengan jelas di wajahnya. "N-Naruto-kun,
a-apa kau tidak apa-apa?" Tanya Hinata panik sambil
mengguncang-guncangkan tubuh Naruto, berharap tunangannya itu bisa
segera sadar. "Hey, kau yang disana! Apa yang kau lakukan pada temanku!"
seru sebuah suara dingin yang sepertinya tidak asing lagi di telinga
Hinata. Dan saat Hinata menoleh ke arah sumber suara, benar saja, disana
ia lihat Sasuke yang tengah menatap tajam ke arahnya dan Sakura yang
menatap panik ke arah Naruto.

Melihat sosok wanita yang sedari tadi mengguncangkan tubuh Naruto
tiba-tiba berbalik arah ke arahnya, Sasuke langsung terpaku di tempat.
*Croottt* dan akhirnya, Sasuke pun menyusul Naruto dengan mimisan
tingkat akut dan senyum mesum yang terpampang di wajahnya. "Eh?
Hinata-chan?" seru Sakura tidak percaya saat melihat wanita yang sedang
bersama Naruto ternyata adalah Hinata, Hinata Hyuuga dari zaman para
Shinobi. "Sakura-chan!" balas Hinata sambil menyunggingkan senyuman
manisnya, seperti biasa. Setelah itu, Sakura pun langsung berlari dan
memeluk Hinata, dan begitu juga sebaliknya, Hinata juga memeluk Sakura
–Not Yuri-.

"Hey, bagaimana kau bisa kemari, Hinata-chan? Bukankah Hiashi-sama dan
Tsunade-shishou tidak mengizinkanmu kemari?" Tanya Sakura pada Hinata
saat mereka telah melepas pelukan mereka. "Akh, tidak, Tou-san dan
Godaime-sama sudah mengizinkan aku datang kesini." Jawab Hinata sambil
tersenyum manis. Dan akhirnya bla bla bla… terjadilah pembicaraan wanita
yang sangat membosankan jika saya tulis di fict ini. Ya, keduanya terus
berbincang-bincang ria tanpa mempedulikan pasangan mereka masing-masing
yang terkapar mulai kehabisan darah.

.

.

"Eh? K-kau orang yang akan di tunangan denganku?" ujar Hinata tidak
percaya saat mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Namikaze muda
itu barusan. "Ya, tentu saja. Kita sudah di jodohkan sejak kita kecil.
Jadi sebaiknya kau lupakan si Uzumaki itu dan belajarlah untuk
mencintaiku, karena aku juga akan memberikan seluruh cinta yang aku
punya untukmu." Jawab Namikaze Naruto sambil curi-curi kesempatan untuk
menggombal.

Mendengar jawaban dari Namikaze muda itu, Hinata pun menundukkan
kepalanya. Ya, mungkin inilah saatnya untuk berusaha melupakan Uzumaki
Naruto yang jelas-jelas berbeda dunia darinya dan… sudah memiliki
tunangan. "Ya, akan kucoba." ujar Hinata sambil menahan air matanya yang
sepertinya sebentar lagi akan jatuh membasahi pipinya. "Haha! Sudah
kuduga kau akan berkata seperti itu! OK, kalau begitu, bagaimana kalau
sekarang kita ke kantin? Ayo, Hinata-chan!" seru Namikaze Naruto girang
sambil menarik lembut lengan Hinata agar mengikutinya ke kantin TSHS.

.

.

"A-ah… dimana aku? Apa tadi aku tertidur? Rasanya pusing sekali…" ujar
Naruto entah kepada siapa sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing,
seolah terkena penyakit kurang darah. Tak lama setelah itu, Naruto
kembali di kejutkan dengan sosok Sasuke yang tiba-tiba saja bangun di
sampingnya. "Eh? Teme? Kenapa kau disini?" Tanya Naruto bingung saat
melihat Sasuke yang baru bangun sambil memegangi kepalanya, sama seperti
Naruto. Mendengar pertanyaan Naruto, Sasuke pun berusaha mengingat
kejadian apa yang barusan ia alami, dan… *Blush* wajah Sasuke tiba-tiba
saja berubah menjadi merah padam.

"Eh? Kenapa wajahmu malah memerah, Teme?" Tanya Naruto bingung saat
tiba-tiba saja melihat wajah Sasuke berubah warna menjadi merah. "A-Aku
hanya sedikit pusing, Dobe. Tadi aku menjagamu disini sampai ketiduran."
Dusta Sasuke pada Naruto yang hanya dibalas dengan kata-kata 'oh' oleh
Naruto. "Eh? Omong-omong, kita dimana yah, Teme?" Tanya Naruto sambil
melihat sekeliling yang sepetinya terlihat tidak asing lagi dimatanya.
"Kita ada di atap sekolah, Dobe." Jawab Sasuke singkat yang lagi-lagi
hanya dib alas gumaman 'oh' oleh Naruto.

"Wah, kalian sudah sadar rupanya!" seru seorang wanita yang tak lain
adalah Sakura yang tiba-tiba saja muncul bersama Hinata disampingnya
yang kini model pakaiannya sudah diperbaiki oleh Sakura. "N-Naruto-kun
baik-baik saja?" Tanya Hinata dengan nada khawatir pada Naruto. "Aku
baik-baik saja, Hinata-chan!" jawab Naruto sembari memamerkan cengiran
khasnya untuk memperkuat jawabannya barusan. Melihat cengiran lebar khas
Naruto, Hinata pun tersenyum lembut. Ya, sepertinya Naruto-nya tidak
apa-apa.

"Omomg-omong, kenapa kami ada disini?" Tanya Naruto pada kedua orang
gadis yang ada di depannya. "Oh, tadi kalian pingsan di taman belakang,
kemudian aku dan Hinata-chan membawa kalian kesini. Ya, karena hanya
disini tempat yang jarang di datangi murid-murid." Jawab Sakura sambil
melirik Sasuke kesal. Ia tidak menyangka bahwa ternyata Sasuke juga
memiliki sifat mesum di balik sifat dinginnya. Ditatap tajam oleh
Sakura, Sasuke pun hanya memalingkan wajahnya seolah tak peduli pada
arti tatapan tajam Sakura.

.

.

.

Natsu D. Luffy

.

.

.

Sekolah telah bubar beberapa puluh menit yang lalu, tetapi seperti
biasa, tokoh utama kita, Uzumaki Naruto, masih tetap berada di sekolah,
atau tepatnya di taman belakang TSHS. Bedanya, kali ini ia tidak bersama
dengan 'Hinata', ia kesini –taman belakang- hanya sendirian. Sejak
pelajaran dimulai tadi hingga pulang sekolah ini, 'Hinata' terkesan
menghindarinya, bahkan, saat pulang sekolah tadi, ia langsung pulang
bersama dengan Namikaze muda itu. Tapi dengan ini Naruto malah merasa
lega. Ya, setidaknya 'Hinata' tidak lagi harus berurusan dengan masalah
yang diluar kemampuannya ini.

Sekarang, Sakura, Sasuke, Hinata dan Naruto tengah berkumpul di taman
belakang TSHS sambil duduk melingkar di atas rerumputan hijau yang ada
di taman ini. Jika dilihat dari ekspresi mereka yang tampak serius,
bahkan Naruto yang juga tampak serius, sepertinya akan ada hal besar
yang akan mereka bicarakan.

"Baiklah, aku rasa kalian sudah tahu untuk apa kita berkumpul disini."
Ujar Sakura memulai pembicaraan, yang langsung dib alas anggukan dari
seluruh teman-temannya –minus Sasuke-. "Sejak kejadian yang menimpa aku
dan Sasuke-kun tempo hari, kami terus mengawasi gerak-gerik seluruh
warga skolah ini." Jelas Sakura pada semua temannya, termasuk Hinata.
Tentu saja, tadi saat Naruto dan Sasuke tengah pingsan, Sakura
menceritakan semua yang ia dan Sasuke alami di dunia ini.

"Kami mengawasi semua guru, murid, maupun warga sekolah lain. Dan kami
menemukan 2 fakta yang mengejutkan." Lanjut Sakura, membuat Naruto dan
Hinata semakin penasaran. "Pertama, Uchiha Madara, guru di sekolah ini,
memiliki kekuatan ninja dan ia juga tengah mengajarkan semua tekhnik
ninja yang ia ketahui kepada cucunya, Uchiha Sasuke, maksudku, bukan
Sasuke-kun yang ini." Ucap Sakura yang membuat Naruto langsung
membulatkan matanya. "Sudah kuduga, ada yang tidak beres dengan guru
sialan dan si Teme itu. Maksudku, Teme yang satunya lagi." Gumam Naruto
entah pada siapa.

"Dan yang kedua, menurut Sasuke-kun, Madara di masa ini memiliki
kekuatan mata dan tekhnik ninja yang jauh lebih kuat daripada Madara
yang dulu pernah Naruto bunuh di perang dunia Shinobi ke-4." Lanjut
Sakura yang langsung membuat Naruto dan Hinata terlonjak kaget. "K-Kau
pasti bercanda kan, Sakura-chan?" Tanya Naruto dengan nada tidak
percaya. "Mataku tidak mungkin salah, Dobe." Balas Sasuke pada Naruto
yang tidak percaya kepada kata-kata Sakura. Mendengar Sasuke yang
menjawab dengan nada serius, mau tidak mau Naruto pun harus percaya.
Kalau ia tidak percaya kepada pemilik Doujutsu terkuat di Konoha selain
dirinya, kepada lagi ia harus percaya?

"Dan menurut yang kami lihat, Uchiha Sasuke yang berasal dari masa ini
sepertinya akan menguasai seluruh ninjutsu dan akan mencapai Mangekyo
Sharingan pada malam ini." Jelas Sakura yang lagi-lagi membuat Naruto
terlonjak kaget. "Mereka merencanakan akan membunuh kita." Tambah Sasuke
selanjutnya, yang membuat Naruto semakin terlonjak kaget. "S-Sasuke juga
akan ikut membunuh kita?" Tanya Naruto tidak percaya. "Ya, sepertinya
malam ini Madara akan menghasut Sasuke untuk membunuh kita setelah
Sasuke menyempurnakan ninjutsu dan doujutsunya." Jawab Sasuke sambil
memejamkan matanya.

"Kita harus melawan jika kita tidak ingin mati. Atau lebih buruknya
lagi, jika kita kembali ke era ninja saat ini juga, Madara dan Sasuke
pasti akan segera menghancurkan dunia ini." Jelas Sakura yang hanya
ditanggapi dengan anggukkan lemah dari seluruh temannya. "T-Tapi
Sakura-chan, j-jika kita melawannya di d-daerah ini, apa itu ti-tidak
membahayakan warga sipil?" Tanya Hinata pada Sakura. "Ya, Kau memang
kritis, Hinata-chan. Aku dan Sasuke-kun telah membicarakan ini
sebelumnya. Dan begini rencananya, malam ini juga, Sasuke-kun, aku, dan
Hinata-chan akan pergi menuju laut lepas yang di kenal dengan Segitiga
Bermuda dengan membawa kunai Hiraishin milik Naruto, sedangkan Naruto,
kau tetap disini dan menunggu Madara dan Sasuke beraksi. Setelah mereka
beraksi, segera pancing mereka dank au, segeralah berteleportasi
menggunakan Hiraishin no Jutsu ke Segitiga Bermuda. Madara dan 'Sasuke'
pasti juga akan sampai disana dengan cepat menggunakan Tsukiyomi mereka.
Dan saat itulah kita lawan mereka disana." Jelas Sakura panjang lebar
kepada Naruto dan Hinata.

"Eh? Bukankah mereka akan beraksi besok? Kenapa kalian berangkat mala
mini juga?" Tanya Naruto pada Sakura. "Kau kira jarak dari sini ke
Segitiga Bermuda itu seberapa jauh hah, Baka! Itu akan memakan waktu 2
hari perjalanan untuk para Chunnin dan 1 hari perjalanan untuk para
Elite Joonin!" omel Sakura pada Naruto. "Ohh…" gumam Naruto sok
mengerti. "Baiklah, sekarang serahkan kunai Hiraishin milikmu! Kami akan
berangkat malam ini juga. Dan kau, sebaiknya kau tidur di sekolahan
saja. Jika kau pulang ke apartemen 'Hinata', kau hanya akan membuatnya
khawatir." Instruksi Sakura pada Naruto yang hanya dibalas dengan
anggukan dari Naruto.

Setelah menyerahkan kunai berujung tiga miliknya kepada Sakura, mereka
pun segera berpencar, menikmati saat-saat terakhir sebelum berperang
dengan pasangan masing-masing. Sakura dan Sasuke entah menghilang
kemana, sedangkan Naruto dan Hinata tetap berada di atap sekolah.
Selepas kepergian SasuSaku, Naruto segera berjalan dan berdiri di tepi
atap sekolah, diikuti Hinata di sampingnya. Kebetulan, cuaca sore itu
cukup cerah sehingga mereka –NaruHina- dapat dengan jelas melihat
matahari yang terbenam dari atap TSHS

"Indah ya, Hinata-chan." Gumam Naruto kepada Hinata. "I-Iya,
Naruto-kun." Balas Hinata kepada Naruto. Kini, keduanya tengah menatap
lurus ke arah matahari yang yang mulai beranjak dari singgahsananya.
"N-Naruto-kun." Panggil Hinata. "Ya, Hinata-chan?" balas Naruto sambil
tetap menatap lurus ke arah matahari tenggelam. "A-Apa N-Naruto-kun mau
berjanji s-sesuatu padaku?" Tanya Hinata pada Naruto. "Ya, tentu saja,
Hinata-chan." Jawab Naruto dengan nada yakin. "B-Berjanjilah kalau
s-setelah mengalahkan Madara dan 'S-Sasuke', Kita akan m-melihat
matahari terbenam lagi, s-seperti saat ini." Ujar Hinata meminta Naruto
untuk berjanji padanya. "Ya, Hinata-chan. Aku berjanji!" seru Naruto
sambil menolehkan kepalanya ke arah Hinata dan memberikan senyum
cerahnya untuk menenangkan kekasihnya yang sepertinya tengah
mengkhawatirkan dirinya itu.

.

.

.

Natsu D. Luffy

.

.

.

Ruang bawah tanah Mansion Uchiha, 11.11 p.m…

"Bagus, kau telah menguasai semua tekhnik dari klan Uchiha. Sekarang,
tinggal selangkah lagi untuk menyempurnakan tekhnik Sharinganmu." Ujar
Madara pada Sasuke yang saat ini tengah menggunakan Mangekyo Sharingan
miliknya. "Apa lagi memangnya?" Tanya Sasuke pada Madara. "Kau bisa buta
jika menggunakan mata Mangekyo Sharingan dengan mata milikmu itu. Dan
untuk itu, aku telah mempersiapkan semuanya." Jawab Madara sembari
membentuk beberapa segel dengan tangannya dan… *DAR* tiba-tiba saja,
dari bawah tanah, muncul sebuah peti katu yang berukuran cukup besar.

"Apa itu?" Tanya Sasuke pada Madara. "Calon matamu." Jawab Madara sambil
menyeringai puas setelahnya. Setelah itu, Madara pun segera membuka peti
itu, menampakkan sosok seorang lelaki berpakaian seperti rompi berwarna
merah dan memiliki wajah yang sungguh mirip dengan Madara. Ya, itu
adalah jasad Madara Uchiha yang dulu dibunuh oleh Naruto saat perang
dunia Shinobi berakhir. "I-Itu… Siapa dia?" ujar Sasuke agak kaget saat
melihat mayat yang berada di depannya ini. Pasalnya, mayat ini masih
seperti kondisi baru meninggal dan rupanya… sangat mirip dengan kakeknya.

"Dia adalah pahlawan keluarga Uchiha, sekaligus inspirasi bagi seluruh
keluarga Uchiha." Jawab Madara sambil menatap jasad di depannya itu.
"Dia dikenal sebagai pemilik doujutsu terkuat sepanjang sejarah Uchiha,
tapi tentu saja setelah aku." Lanjut Madara sambil menyeringai kejam di
baliknya. "Apa yang akan kau lakukan dengan mayat itu?" Tanya Sasuke
pada Madara dengan nada sinis. "Kau akan mengganti matamu dengan mata
miliknya. Dengan begitu, kau akan mempunyai kekuatan yang tak pernah kau
bayangkan sebelumnya." Jawab Madara.

"Baiklah, buat ini cepat selesai." Ujar Sasuke sambil melangkah mendekat
ke arah Madara. "Tidak semudah itu, Sasuke. Kau harus berjanji terlebih
dahulu kepadaku." Ucap Madara sambil menatap Sasuke. "Apa?" balas Sasuke
singkat. "Kau harus membunuh temanmu yang bernama Uzumaki Naruto itu."
Jelas Madara singkat. Sejenak raut wajah Sasuke menampakkan kebimbangan,
tapi sejenak kemudian, wajahnya kembali berubah menjadi penuh dendam dan
keyakinan. "Baiklah, demi membalas dendam orang tuaku." Ujar Sasuke yang
langsung mendapat respon berupa seringai jahat dari Madara.

.

.

.

*To Be Continued*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar