Minggu, 19 April 2015

fanfic naruhina Charapter 9

Charapter 9

Konohagakure, Ruang Hokage…

Terlihat seorang wanita paruh baya dengan rambut pirang panjangnya yang
diikat menjadi dua, tengah melipat kedua tangannya di depan dada sambil
memandang keluar gedung Hokage melalui jendela kaca yang berada di
ruangan itu. Sedangkan di belakangnya, tepatnya di belakang meja Hokage,
terlihat seorang gadis berambut indigo panjang yang tengah menundukkan
kepalanya dalam diam. "Aku tidak bisa mengambil resiko terlalu besar
dengan mengirimmu kesana, Hinata." Ujar wanita berambut pirang yang tak
lain adalah Hokage ke-5, Tsunade Senju. Mendengar itu, gadis berambut
indigo yang dipanggil Hinata itu semakin menundukkan kepalanya.

Setiap hari, ia –Hinata- datang ke gedung Hokage hanya untuk memohon hal
yang sama pada sang /Godaime Hokage/. "A-aku mohon Tsunade-/sama/..,
tolong kirim aku ke tempat Naruto-/kun/ berada." Ya, kurang lebih itulah
yang dikatakan Hinata setiap datang ke gedung Hokage ini. Dan jawaban
diataslah yang setiap hari menjawab permohonan Hinata. Hinata telah lama
bersabar menunggu Sasuke dan Sakura pulang membawa Naruto, tapi semakin
lama menunggu, hatinya semakin tak tenang. Setiap hari pula ia harus
menahan tangisnya setiap ia mendengar jawaban yang keluar dari mulut
sang /Godaime Hokage/tersebut. Miris memang, tapi apa boleh buat…

Tanpa bisa ditahan lagi, perlahan air mata jatuh mengalir dari pelupuk
mata Hinata. Ia tidak kuat lagi, ia tidak kuat lagi menahan rasa sedih
dan khawatirnya saat Naruto tak ada disampingnya. Isak tangispun
akhirnya keluar dari mulut sang /Heiress /Hyuuga itu. "A-aku mohon
Tsunade-/sama…/" ucap Hinata lirih di sela-sela isak tangisnya.
Sebenarnya Tsunade sangat tidak tega melihat sang Heiress Hyuuga yang
memohon setiap hari dan bahkan sampai menangis hanya demi menemui sang
kekasih hati yang terlempar ke masa depan. Tapi apa boleh buat, ia tidak
mau mengambil resiko dengan mengirim sang Heiress dari clan Hyuuga ke
masa depan hanya untuk membawa kembali sang Rokudaime Hokage.

"Kau harus mengerti ini, Hinata. Jika aku mengirimmu ke masa depan, aku
takut kau tidak akan diizinkan oleh Hiashi dan nantinya malah membawa
dampak buruk bagimu." Jelas Tsunade pada Hinata, berharap Hinata akan
dapat mengerti alasannya menolak permohonan Hinata setiap hari.
Mendengar itu, Hinata semakin terisak. Ya, tentu saja, mana mungkin
ayahnya mengizinkannya datang ke masa depan dan membahayakan nyawanya.
Sekali lagi, Hinata hanya bisa menangis terisak. Tapi tanpa
sepengetahuan keduanya, sebenarnya sedari tadi ada dua orang Shinobi
elit yang tengah menguping pembicaraan keduanya dari balik pintu ruang
Hokage.

"Bagaimana pendapat anda, Hiashi-sama?" Tanya Shikamaru kepada Hiashi
yang tengah menunduk saat mendengar isak tangis putri sulungnya barusan.
"Hh.., kau sendiri? Bagaimana pendapatmu, Shikamaru?" bukannya menjawab,
Hiashi malah balik bertanya kepada Shikamaru. "Menurut saya, izinkan
saja Hinata-san pergi ketempat Naruto-sama berada. Saya yakin
Naruto-sama pasti akan segera pulang jika Hinata yang menjemputnya."
Jawab Shikamaru pada Hiashi yang hanya menganggukkan kepalanya lemah
saat mendengar jawaban dari Shikamaru.

"Ya, mungkin inilah yang seharusnya dilakukan seorang ayah untuk
putrinya." Gumam Hiashi sambil mengetuk pintu ruang Hokage. "Masuk!"
seru Tsunade dari dalam ruangan saat mendengar seseorang mengetuk pintu.
Setelah itu, pintu terbuka, menampakkan sosok Hiashi dan Shikamaru yang
berdiri dibelakangnya. "Hiashi-san." Ujar Tsunade agak kaget saat
melihat sosok Hiashi yang tengah berjalan mendekat kearah Hinata bersama
Shikamaru di belakangnya. "Tsunade-hime, saya mohon kirimkan putri saya
ini ketempat dimana Rokudaime-sama berada, mungkin saja dia bisa
membantu Sasuke dan Sakura untuk membawa kembali Rokudaime-sama." Ucap
Hiashi dengan wajah tegasnya, membuat semua orang yang ada diruangan itu
kaget bukan kepalang .

Mendengar suara ayahnya, refleks Hinata menoleh kearah belakang dimana
sumber suara itu berasal. Dan Hinata pun sukses membulatkan matanya saat
melihat Hiashi tengah berdiri di belakangnya sambil menatap tegas pada
Tsunade. 'Apa barusan Tou-san baru saja memohon untukku?' batin Hinata
tidak percaya sambil menatap kaget pada Hiashi. Merasa ditatap putrinya,
Hiashi pun menoleh kepada Hinata dan membalas tatapan kaget dari Hinata
dengan senyum lembut seorang ayah. Tentu saja, tangis Hinata langsung
pecah, dan seketika itu juga, ia langsung menghamburkan diri memeluk
ayahnya tercinta.

"Apa kau yakin, Hiashi-san?" Tanya Tsunade dengan nada ragu. "Aku sangat
yakin, Tsunade-hime." Jawab Hiashi tegas. Mendengar jawaban dari Hiashi
yang terdengar meyakinkan, akhirnya Tsunade menghela nafas panjang. Ya,
mungkin dengan dengan begini Naruto akan bisa dibawa kembali dengan
lebih cepat. "Baiklah, Hinata, ayo ikut aku." Ujar Tsunade sambil keluar
dari ruang Hokagenya. Mendengar ucapan Tsunade, tangis Hinata pun
langsung digantikan dengan senyum kebahagiaan. Setelah sekilas mengecup
pipi Hiashi tanda berterimakasih, Hinata segera berlari menyusul Tsunade
yang sudah berada jauh di depannya. 'Tunggu aku, Naruto-kun.' Batin
Hinata sambil tersenyum lembut.

.

.

.

Natsu D. Luffy

.

.

.

Tokyo Senior High School…

Waktu Istirahat…

Waktu istirahat di kelas 12-C adalah waktu yang sungguh membuat Hinata
tidak enak hati. Kenapa? Karena ia PASTI harus menolak ajakan dari
Sasuke untuk pergi ke kantin bersama. Dan seperti dugaan Hinata, Sasuke
pun segera berjalan ke arah meja Hinata. "Hinata-chan, mau pergi ke
kantin bersamaku?" Tanya Sasuke pada Hinata dengan nada yang sama sekali
tidak mencerminkan keseriusan, seperti biasa. Dan jawaban Hinata? Sudah
bisa ditebak, "Gomen, Sasuke-kun, aku mau pergi ke taman belakang dengan
Naruto-kun." Yup! Itulah jawaban dari Hinata.

"Dia sudah pergi bersama seorang gadis pirang bermata lavender barusan."
Ujar Namikaze Naruto yang tiba-tiba saja turut ikut dalam pembicaraan,
karena memang tempat duduknya berada di samping Hinata. 'S-Shion-chan?'
batin Hinata kaget. Sedetik kemudian, ekspresi kecewa terlihat dengan
jelas diwajah cantik milik Hinata. Tapi sesaat kemudian, lagi-lagi
Namikaze Naruto bertindak agresif seperti kemarin –menarik tangan Hinata
keluar kelas-, dan sukses membuat Hinata maupun Sasuke kaget karena
ulahnya. Tapi hari ini agak berbeda dari biasanya, Sasuke hanya menghela
nafas panjang dan akhirnya berlalu saat melihat adegan itu didepannya.

'Mungkin sudah saatnya berhenti berharap.' Batin Sasuke sambil berjalan
kembali menuju mejanya. Sebenarnya ia sendiri juga heran, kenapa teman
sebangkunya –Uzumaki Naruto- yang biasanya selalu mengajak Hinata pergi
kemanapun ia pergi, hari ini malah pergi bersama gadis yang ia ketahui
bernama Shion itu. "Dobe," gumam Sasuke sambil kembali menghela nafas
panjang yang entah untuk keberapa kalinya hari ini.

"N-Namikaze-san, kita mau kemana?" Tanya Hinata gugup saat Namikaze
Naruto terus saja menarik tangannya kearah yang sepertinya tidak asing
lagi baginya. "Ikut saja, dan kau akan tahu,Hime" jawab Namikaze Naruto
sambil menoleh sesaat kearah Hinata dan tersenyum lebar, mengingatkan
Hinata pada sosok Uzumaki Naruto yang juga memiliki senyum lebar yang
sama. "Nah, sudah sampai." Ujar Namikaze Naruto saat mereka-NaruHina-
telah sampai di tempat tujuan mereka – tujuan Namikaze Naruto-. "Eh?"
Hinata pun agak kaget saat mengetahui bahwa ternyata dirinya dibawa ke
taman belakang TSHS oleh Namikaze muda ini. "Nah, ada yang ingin aku
bicarakan denganmu, Hime." Ucap Namikaze Naruto sambil menuntun Hinata
kearah salah satu bangku panjang yang berada di pojok taman itu.

.

.

"Shion-chan, ada apa kau membawaku kemari?" Tanya Naruto bingung saat
Shion membawanya ke tengah taman belakang TSHS, tepatnya ke pinggir
kolam air mancur tempat dulu Naruto pertama kali datang dari dunia
Shinobi. "Ada seseorang yang akan datang berkunjung, Naruto-kun." Jawab
Shion sembari tersenyum manis kepada Naruto. "Eh? Siapa?" Tanya Naruto
bingung. "Kita lihat saja nanti, Naruto-kun." Mendengar jawaban dari
Shion, Naruto pun menggembungkan pipinya tanda tidak suka. 'Pelit!'
batin Naruto kesal. Sedangakan Shion yang melihat wajah kesal Naruto,
malah berusaha mati-matian untuk tidak berteriak 'KAWAAIII… !' di depan
sang penyelamat dunia ini.

Tak lama kemudian, tepat diatas air mancur, muncul sebuah pusaran
menyerupai portal yang semakin lama semakin membesar, sampai akhirnya..,
"Kyaaaaa~!" jerit sosok yang tiba-tiba saja keluar dari dalam pusaran
itu dan sekarang tengah jatuh bebas menuju kolam air mancur di bawahnya.
*GREB* tetapi sebelum sosok itu sempat tercebur kedalam air kolam,
tubuhnya telah ditahan oleh seseorang yang tiba-tiba saja berada
dibawahnya. "H-Hinata-chan?" ujar seseorang yang tengah menahan tubuh
sosok gadis yang dipanggil Hinata tersebut dengan nada kaget saat
melihat sosok gadis yang ditolongnya barusan. Mendengar namanya
dipanggil, Hinata refleks membuka matanya yang tadi sempat terpejam dan
mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang telah memanggilnya
sekaligus menolongnya itu.

Dan mata Hinata pun membulat dengan sempurna saat melihat sosok pemuda
berambut pirang yang tengah menopang tubuhnya agar tak jatuh menyentuh
air, yang tengah berdiri diatas air dengan gagahnya, ya, tidak salah
lagi, ialah tunangan tercintanya, Uzumaki Naruto. "N-naruto-kun!" seru
Hinata histeris sambil memeluk Naruto yang masih mebopongnya ala
pangeran. Isakan kecil pun meluncur dengan indahnya dari bibir sang
Heiress Hyuuga. "Cup,cup,cup… Aku disini,Hinata-chan, tenanglah..," ujar
Naruto berusaha menenangkan Hinata sambil membelai helaian mahkota
Indigo milik tunangannya itu. Setelah isakan Hinata berhenti, Naruto pun
menurunkan Hinata dari bopongannya secara perlahan.

"Hey,Hinata-hime.., apa kabar?" Tanya Naruto diiringi senyum lembutnya
pada Hinata saat Hinata telah menyeimbangkan tubuhnya diatas kolam –sama
seperti Naruto-. Dan sekali lagi, Hinata kembali menghambur kedalam
pelukan hangat Naruto tercintanya. "N-Naruto-kun.., A-aku sangat
m-merindukanmu," ucap Hinata di sela pelukannya dengan Naruto. "Ya, aku
juga, Hime." Balas Naruto sambil mengencangkan pelukannya pada Hinata.
Shion yang melihan adegan roman picisan di depannya hanya memutar bola
mata bosan.

"Ehm.., masih ada seseorang disini." Ujar Shion yang merasa diacuhkan
oleh sepasang merpati cinta ini. "Eh? Ahahaha.., Gomen, Shion-chan…"
ujar Naruto sambil melepas pelukannya pada Hinata dan menggaruk-garuk
belakang kepalanya yang tidak gatal. Hinata yang merasa mendengar suara
yang cukup familiar di telinganya, refleks menoleh kearah yang sama
dengan arah yang dilihat Naruto. "Eh? Shion-chan?" ujar Hinata terkejut
saat melihat salah satu sahabatnya, Shion, juga ada di dunia yang sama
dengan mereka-NaruHina- saat ini berada. Hinata kenal Shion? Tentu saja,
karena acara pertunangan Rokudaime Hokage adalah acara besar yang
dihadiri seluruh petinggi dari seluruh Negara Shinobi, jadi wajar saja
jika Hinata bisa mengenal Shion.

"Ah, Hyuuga-san." Balas Shion sambil membungkukkan badan tanda hormat
pada Hinata. Melihat itu, Hinata semakin kaget sekaligus bingung
dibuatnya. Akhirnya, Hinata pun menolehkan kepalanya kearah Naruto untuk
meminta penjelasan. Naruto yang merasa memang harus menjelaskan apa yang
terjadi, akhirnya memulai menjelaskan apa yang terjadi pada Hinata dari
huruf kapital sampai titik-?-. Setelah mendengarkan cerita dari Naruto
mengenai dunia aneh yang ternyata adalah dunia masa depan ini, Hinata
pun hanya bisa menganggukkan kepala tanda mengerti."Ah, baiklah,
Naruto-kun, Hinata-san, tugas saya telah selesai. Saya mohon undur
diri." Ucap Shion sopan pada Naruto dan Hinata yang saat ini tengah
tersenyum kepadanya. Setelah sekali lagi membungkukkan badan tanda
hormat, Shion pun segera berlalu dari taman itu.

"N-Naruto-kun..," ucap Hinata meminta perhatian dari Naruto. Mendengar
Hinata memanggilnya, Naruto pun langsung menolehkan kepalanya kesamping,
dimana Hinata berada. "Ya,Hinata-chan?" balas Naruto pada Hinata. "Umm..
a-ano… kapan N-Naruto-kun akan p-pulang?" Tanya Hinata to the point pada
Naruto. "Segera setelah urusanku disini selesai." Jawab Naruto cepat
sambil memandang lurus kedepan, membuat Hinata sempat tertegun sejenak
dibuatnya. "M-memang urusan a-apa N-Naruto-kun?" Tanya Hinata penasaran
pada Naruto. "Ya, hanya masalah kecil. Kau tidak perlu khawatir, Hime."
Jawab Naruto sambil menolehkan kepalanya kepada Hinata dan memberikan
senyuman terlebar yang ia punya untuk meyakinkan Hinata. 'Ya, hanya
masalah kecil.' Gumam Naruto dalam hati. Mendengar jawaban Naruto,
Hinata hanya bisa menganggukkan kepala tanda mengerti.

.

.

"Baiklah, apa yang ingin anda bicarakan, Namikaze-san?" Tanya Hinata
tidak sabaran pada Namikaze Naruto yang saat ini tengah duduk di bangku
panjang di pojok taman belakang TSHS. "Kau tahu kalau kau sudah di
jodohkan oleh orang tuamu bukan?" Tanya Namikaaze Naruto dengan nada
santai. Mendengar pertanyaan dari Namikaze Naruto, Hinata tidak bisa
lagi menyembunyikan raut wajah terkejutnya. Sejenak Namikaaze Naruto
menoleh kearah Hinata untuk melihat ekspresinya, dan ia pun terkekeh
kecil saat melihat raut keterkejutan di wajah Hinata. "Kau tahu Hinata?
Harusnya kau senang, karena…" Namikaze Naruto menggantungkan
kata-katanya, membuat Hinata menoleh penasaran padanya. "Aku adalah
orang yang akan dijodohkan denganmu."

.

.

.

*To Be Continued*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar