Charapter 8
"Shion-chan.., kenapa kau tahu tentang Myobokuzan? Dan siapa sebenarnya
dirimu?" Tanya Naruto penasaran saat mereka –NaruShion- tengah berada di
Myobokuzan. "Tentu saja aku tahu, Naruto-sa eh, Naruto-kun. Aku seorang
miko yang ditugaskan untuk memandumu." Jawab Shion sambil tersenyum
sopan. "Eh? Memanduku?" Tanya Naruto semakin bingung. "Ya, Naruto-kun
adalah orang yang berada di ramalan yang akan menyelamatkan dunia ini.
Tadinya aku kira Naruto adalah Namikaze Naruto, tapi ternyata adalah
Uzumaki Naruto." Jawab Shion masih sambil tersenyum sopan. Mendengar
jawaban Shion, Naruto pun hanya bisa membentuk huruf 'o' dengan mulutnya.
Sejenak Naruto melihat sekeliling. 'Masih sama.' Batin Naruto. Tapi
kemudian ia menyadari sesuatu yang janggal pada tempat itu. "Shion-chan?
Kenapa disini sepi sekali? Dimana para siluman katak?" Tanya Naruto
bingung. Mendengar pertanyaan Naruto, Shion menunduk sejenak dan menarik
nafas panjang saaebelum menjawab, "Mereka sudah mati.". Dan jawaban
Shion sukses membuat Naruto mebelalakkan matanya tidak percaya. "Mereka
mati dibantai keluarga Uchiha, dan kini tempat ini hanya dihuni oleh
seekor siluman serigala kepala tiga yang disegel oleh keluarga Uchiha
secara turun-temurun untuk menjaga tempat ini." Jelas Shion membuat
Naruto semakin membelalakkan matanya tidak percaya.
"T-tunggu dulu Shion-chan.., Kau bilang keluarga Uchiha yang membantai
seluruh siluman katak disini? Tapi bagaimana mungkin? Satu-satunya
keturunan Uchiha yang masih hidup di zamanku adalah Sasu Teme. Ia tidak
mungkin mempunyai anak sebanyak itu sehingga bisa membantai seluruh
Myobokuzan." Ujar Naruto yang masih belum percaya dengan penjelasan
Shion barusan. "Tidak, Naruto-kun. Setelah perang Shinobi ke-4 berakhir
dengan kematian Madara dan Obito(Tobi), seluruh aliansi Shinobi yang
bergerak dibawah nama Madara menjadi menggila. Mereka mencuri seluruh
jasad keluarga Uchiha dan membangkitkannya, kemudian menggunakannya
untuk membantai seluruh dunia siluman Kuchiyose, termasuk Myobokuzan."
Jawab Shion yang akhirnya membuat Naruto mau tak mau mempercayai ceritanya.
Sejenak Naruto mengepalkan kedua tangannya dengan erat, 'Sialan! Aku
tidak menyangka kematian Madara akan membawa bencana sebesar ini!' batin
Naruto kesal. Setelah berhasil mengendalikan emosinya, Naruto menarik
nafas sejenak kemudian menghembuskannya perlahan. "Baiklah,
Shion-chan.., jadi untuk apa kau membawaku kemari?" Tanya Naruto /to the
point/. "Naruto-kun, segel keluarga Uchiha pada siluman serigala kepala
tiga setiap berganti keturunan akan melemah, dan lama kelamaan keluarga
Uchiha tak akan mampu mengontrol siluman ini lagi. Dan ini sudah
mencapai keturunan ke-7 keluarga Uchiha, segel siluman itu sebentar lagi
akan lepas. Naruto-kun harus bisa mengendalikan siluman itu untuk
nantinya digunakan melawan musuh Naruto-kun." Jelas Shion pada Naruto.
"Musuh? Memangnya siapa musuhku?" Tanya Naruto sambil memiringkan
kepalanya, tanda bingung. "Nanti kau akan mengetahuinya sendiri,
Naruto-kun. Ada saatnya sendiri." Jawab Shion sambil memberikan senyum
termanisnya pada Naruto. "OK, baiklah! Tunjukkan dimana siluman itu
berada dan aku akan menaklukannya!" seru Naruto bersemangat sambil
memukulkan kepalan tangan kanannya ke telapak tangan kirinya. Melihat
itu, hati Shion menjadi miris sendiri, ia sebenarnya tidak tega jika
harus melihat pemuda yang bagai mentari ini nantinya harus masuk ke
lubang hitam Madara. "Naruto-kun harus mencarinya sendiri, aku hanya
bertugas membimbing Naruto-kun kesini. Dan sekarang tugas pertamaku
telah selesai." Ujar Shion sambil tersenyum dan kemudian menghilang
seperti biasa.
Setelah kepergian Shion, Naruto pun jadi bingung sendiri. "Eh? Bagaimana
mencari satu siluman di tempat seluas ini ya?" gumam Naruto sambil
menggaruk-garuk kepalanya. "Ah! Tanya pendapat Kyuubi saja!" seru Naruto
senang saat mengingat di dalam tubuhnya masih bersemayam sang siluman
legendaris, Kyuubi no Yoko. Sesaat kemudian, Naruto duduk bersila sambil
memejamkan matanya, berusaha memasuki alam bawah sadarnya. Saat Naruto
membuka matanya, seperti biasa ia sudah berada di depan kurungan Kyuubi.
"Hey Kyuu! Apa kau dengar aku?" seru Naruto di depan kerangkeng Kyuubi.
Sesaat kemudian, terlihat mata merah tajam yang menyala di dalam
kegelapan kerangkeng itu.
"Ada apa kau kesini, bocah?" Tanya Kyuubi dengan nada sinis, seperti
biasa. "Aku ingin mencari siluman serigala kepala tiga di Myobokuzan,
tapi disini luas sekali, aku tak tahu bagaimana mencarinya." Jawab
Naruto dengan pose berpikir. Mendengar jawaban Naruto, Kyuubi
membulatkan matanya sejenak. "Kau tinggal buat kehebohan saja, pasti dia
akan mendekat, bodoh." Usul Kyuubi pada Naruto. "Ah! Kau memang pintar,
Kyuu!" seru Naruto senang saat mendengar ide dari Kyuubi. Saat Naruto
akan berbalik untuk pergi, Kyuubi segera mencegahnya. "Hey bocah, tunggu
dulu!".
"Ada apa Kyuu?" Tanya Naruto bingung sambil memutar balik badannya. "Kau
yakin akan melawan siluman itu?" Tanya Kyuubi pada Naruto. "Ya, tentu
saja. Memang kenapa? Kau tahu sesuatu, Kyuu?" Tanya Naruto meminta
penjelasan. "Kau harus tahu ini, bocah. Serigala kepala tiga dulunya
termasuk golongan para Bijuu, tapi karena ia terlalu ingin menguasai
seluruh Bijuu, ia ku tendang dari golongan para Bijuu dan aku mengambil
chakranya. Dan sepertinya Madara berhasil menguasainya saat ia lemah.
Dan seperti yang kau tahu, Bijuu mendapatkan kekuatannya dari kebencian.
Dan setelah sekian lama di segel oleh klan Uchiha di Myobokuzan, ia
pasti telah kembali memulihkan Chakranya. Kau harus berhati-hati, bocah.
Tingkat Chakranya mungkin selevel dengan Hachibi." Jelas Kyuubi pada Naruto.
Mendengar penjelasan Kyuubi, bukannya takut, Naruto malah tersenyum
lebar seperti biasa. "Kan ada kau, Kyuu. Kau bisa mengalahkannya lagi
seperti dulu kau menendangnya dari golongan Bijuu." Ucap Naruto sambil
tetap tersenyum lebar. "Bodoh, aku tidak bisa melakukannya, bocah. Di
dalam tubuhku sekarang juga ada Chakra miliknya. Dan ia bisa
mengambilnya kapan saja. Dan jika itu terjadi, aku akan melemah. Jadi,
kau harus melawannya tanpa menggunakan Chakra milikku." Jelas Kyuubi
yang langsung saja membuat Naruto menganga tidak percaya. "A-aku akan
mati.." gumam Naruto yang masih dalam keadaan shock.
"Hei bocah, aku mulai ragu denganmu. Kau tidak akan bisa mengendalikanku
lagi jika sikapmu seperti itu." Ujar Kyuubi yang tumben-tumbennya member
motifasi pada Naruto. "Tapi Kyuu.. kau bilang kekuatannya selevel
Hachibi.. dan aku harus melawannya tanpa kau.." balas Naruto dengan
wajah memelas. "Bodoh, apa yang kau khawatirkan. Kau telah memiliki
kekuatan Rikudo Sennin, apa lagi yang kau butuhkan? Bahkan Rikudo Sennin
bisa mengendalikan Jyuubi si ekor sepuluh. Kau harusnya dengan mudah
bisa mengendalikan si kepala tiga itu." Ujar Kyuubi yang langsung
membuat Naruto kembali merasa percaya diri.
"Kau benar Kyuu! Terimakasih atas saranmu, Kyuu!" seru Naruto sambil
memamerkan deretan gigi putihnya, dan sesaat kemudian, Naruto kembali
membuka matanya, kembali ke kesadarannya. "Oke! Kita buat ini mudah
saja!" seru Naruto sambil mulai berdiri dari duduknya. Sejenak Naruto
memejamkan matanya, dan membukanya kembali saat kemudian dirinya berubah
menjadi Sage mode. "Kagebunshin No Jutsu!" *Poff* dan muncullah sosok
kembaran Naruto di samping kanan Naruto. Naruto pun menyodorkan tangan
kanannya ke arah bunshinnya itu, dan.. *wusshhh* "Fuuton : Rasengan!
Shuriken!" seru Naruto sambil melemparkan rasengannya kesembarang arah.
*DDUUAAARRRR* dan akhirnya, terjadilah ledakan besar yang menggemparkan
seluruh Myobokuzan.
.
.
Sementara itu..
.
.
"Makan malamnya sudah siap, Naruto-kun." Ucap Hinata sambil menata makan
malam di meja makan. Dan sesaat setelah itu, dari arah kamar, muncul
sosok –bunshin- Naruto dengan air liur yang telah menetes saat melihat
makan malam yang tersaji di atas meja. Setelah mencuci tangan dan berdoa
–cielah- mereka –NaruHina- pun memulai acara makan malam mereka yang
pastinya di dominasi Naruto. "Ahh..! kenyangnya…" gumam Naruto sambil
menepuk-nepuk perutnya yang sudah menyerupai bola basket. Melihat itu,
Hinata hanya bisa tertawa kecil.
"Naruto-kun.. apakah kau tahu Naruto-kun.. maksudku Naruto-kun yang asli
sedang kemana?" Tanya Hinata pada bunshin Naruto. Sejujurnya, Hinata
sangat khawatir saat memikirkan Naruto sekarang. Sudah hampir jam 7
malam, tapi Naruto belum juga kembali, apalagi tadi ia pergi bersama
Shion.. Ukh! Memikirkannya hanya membuat Hinata khawatir dan cemburu.
"Aku tadi pergi ke Myobokuzan." Jawab Bunshin Naruto cepat. "Eh?
Myobokuzan? Tempat apa itu?" Tanya Hinata bingung. "Itu adalah dunia
para siluman katak. Dulu aku sempat belajar ilmu ninja disana." Jawab
Bunshin Naruto sambil tersenyum lebar. Dan Hinata pun hanya bisa begumam
'oh' tanda mengerti. Kini ia mulai terbiasa dengan hal-hal aneh semenjak
Naruto datang di kehidupannya.
"Hey Hinata-chan.. bukankah kau satu kelompok dengan Namikaze itu?" ucap
bunshin Naruto memulai pembicaraan. "Iya, memang kenapa, Naruto-kun?"
Tanya Hinata pada bunshin Naruto. "Rencananya kapan kau akan belajar
kelompok dengannya, Hinata-chan?" bukannya menjawab, bunshin Naruto
malah balik bertanya pada Hinata. "Rencananya kami akan mengerjakannya
besok, di rumah Namikaze-san." Jawab Hinata. "Kalau begitu jangan ikut."
Ujar Naruto singkat, tetaapi berhasil membuat kaget Hinata. "Eh?
Memangnya kenapa, Naruto-kun?" Tanya Hinata bingung plus kaget. "Kau
tahu kan, dia suka sekali menggodamu dan membuat wajahmu bersemu merah,
dan aku tidak suka itu." Jawab Naruto mantap. Mendengar jawaban bunshin
Naruto, wajah Hinata pun langsung bersemu merah. Ya… walaupun hanya
bunshin, tapi ia juga Naruto, bukan?
"Tapi kalau aku tidak ikut, nanti aku akan dimarahi Kakashi-sensei,
Naruto-kun." Ujar Hinata pada bunshin Naruto. Mendengar kata-kata dari
Hinata, bunshin Naruto pun langsung menyeringai lebar. "Kau ingat kan,
Hinata-chan? Aku bisa menggunakan bunshinku dan merubahnya menjadi wujud
dirimu." Ujar Naruto sambil tersenyum bangga. 'Apa ini bisa dibilang
Naruto-kun cemburu?' batin Hinata senang sambil tersenyum lembut kepada
bunshin Naruto.
.
.
.
Natsu D. Luffy
.
.
.
"Waaaa..! Kyuu..! Tolong aku..! Kau tidak bilang kalau siluman ini dua
kali lebih besar daripada Hachibi..!" seru Naruto yang saat ini tengah
berlari menghindari seranga dari siluman serigala kepala tiga.
"Grrrroaaaarrrhhhhhhhhhhhh… !" auman Siluman itu pun bergaung di seluruh
Myobokuzan. 'tenang bocah! Itu hanya wujudnya saja! Kekuatannya tak jauh
berbeda dari Hachibi!' seru Kyuubi pada Naruto yang tentu saja melalui
telepati. "Oh, baiklah, mari kita coba!" seru Naruto yang mulai berhenti
berlari dan mengganti mode sagenya dengan mata Rinnegan.
Saat siluman itu sudah semakin mendekat, Naruto pun meluruskan kedua
tangannya kedepan, kearah siluman itu mendekat. "Shinra Tensei..!"
*BRASSHH* *DUUARR* siluman itu pun terpental dan menabrak beberapa
patung kodok raksasa hingga hancur berkeping-keping. "Tidak buruk,"
gumam Naruto sedikit bangga saat melihat siluman itu tengah terkapar
sambil menggeram kesal. Saat siluman itu bangkit, ia langsung membuka
ketiga mulutnya dan membentuk Bijuu Bomb ukuran besar sebanyak tiga
buah. "Waaa..! Kabur..!" seru Naruto sambil mulai berlari menjauh dari
siluman itu.
Dan siluman itupun menembakkan ketiga Bijuu Bomb miliknya. *DDUUAARR*
"Waaa…!" jerit Naruto yang saat ini tengah terpental akibat radiasi
ledakan yang sangat besar itu. *BRAK* "Aduduh…" rintih Naruto sambil
memegangi punggungnya yang baru saja menabrak sebuah batang pohon besar.
"Grrrrroaaaaarrrrhhhhhh…!" melihat Naruto yang terluka, siluman itupun
menyeringai puas. "Ugh.., kalau satu Shinra Tensei tidak bisa.,
bagaimana kalau…" *Tajuu Kagebunshin No Jutsu* dan sesaat setelah itu,
siluman kepala tiga itupun telah dikelilingi oleh ratusan atau bahkan
ribuan bunshin Naruto. "Bagaimana kalau seribu Shinra Tensei?" seru
semua bunshin Naruto yang saat ini tengah bersiap melancarkan serangan
kepada siluman itu.
"Shinra Tensei!" seru seluruh bunshin Naruto secara bersamaan dan…
*DDDUUUAAARRR* terjadilah ledakan besar yang bahkan guncangannya sampai
keluar dari Myobokuzan dan mengguncang kota Tokyo. Setelah ledakan itu
selesai, terlihat pusat ledakan tadi tertutup oleh debu yang sangat
tebal. Naruto yang asli, yang sedari tadi ternyata hanya melihat dari
kejauhan, menyipitkan matanya untuk melihat apakah siluman itu masih
bisa berkutik atau tidak. Setelah debu perlahan menghilang, Naruto pun
menyeringai puas saat melihat siluman kepala tiga itu tengah terkapar
sambil menggeram kesakitan.
"Grrrhhhhhh" geram siluman itu masih dalam posisi terkapar. Mendengar
geraman siluman itu, Naruto pun mendekat dan sekali lagi menyeringai
puas. "Apa yang kau inginkan dariku, bocah?" Tanya siluman itu dengan
nada sinis khas dan suara berat khas Bijuu. "Ah, akhirnya kau mau bicara
juga, mantan Bijuu. Begini, aku kesini untuk meminta bantuan atau
tepatnya membuat perjanjian denganmu untuk melawan musuhku yang bahkan
aku belum tahu siapa dia." Jelas Naruto pada siluman itu. "Kau sama
saja! Kau hanya ingin mengambil kekuatanku!" seru siluman itu sambil
tiba-tiba menembakkan Bijuu Bomb dari salah satu mulutnya.
*DUAARR* "Huft.., untung saja sempat menghindar." Gumam Naruto yang saat
ini sedang menjauh dari siluman kepala tiga itu. "Baiklah.., kalau kau
tidak bisa diam, akan kubuat kau tidak bisa bergerak lagi." Gumam Naruto
sambil mengumpulkan kekuatan diantara kedua telapak tangannya hingga
terbentuk bola berwarna hitam sebesar bola basket. *Chibaku Tensei* dan
Naruto pun melempar bola itu ke angkasa, dan akhirnya, seluruh benda di
permukaan Myobokuzan pun tertarik bola itu, termasuk siluman kepala
tiga. Dan akhirnya, terbentuklah sebuah benda seperti bulan dengan
siluman kepala tiga di dalamnya. "Kena kau!" gumam Naruto puas saat
melihat siluman kepala tiga telah terperangkap dalam Chibaku Tensei
miliknya.
*DUAR* tiba-tiba saja terjadi sebuah ledakan diikuti keluarnya salah
satu kepala siluman kepala tiga dari dalam Chibaku Tensei milik Naruto.
"Ukh! Sial!" seru Naruto yang saat ini tengah memanjat pohon tertinggi
yang ada di Myobokuzan untuk melihat apa yang terjadi pada replika bulan
miliknya. "Hebat juga" gumam Naruto saat melihat salah satu kepala
siluman kepala itu keluar dari dalam jutsu segel Naruto. Dan seperti
dugaan Naruto, siluman itupun langsung membuka mulutnya dan bersiap
untuk melancarkan tembakkan Bijuu Bomb pada Naruto. Tapi sebelum sempat
menembakkan Bijuu Bomb miliknya, Naruto sudah terlebih dahulu melompat
kearah kepala itu dan.. "Rasengan Planet!" seru Naruto sambil
mengayunkan rasengan miliknya kearah kepala siluman itu. *DDUAARRR* dan
akhirnya replika bulan milik Naruto pun hancur dengan siluman kepala
tiga yang sudah terkapar tanpa tenaga.
"S-Sialan kau, bocah!" desis siluman itu saat melihat Naruto mendekat
kearahnya. "Hei, tenanglah. Aku tadi terpaksa bertindak seperti itu, aku
tidak mau kau mengamuk dan menghancurkan seluruh Myobokuzan, kau tahu."
Balas Naruto saat sudah sampai tepat di depan siluman itu. "Siapa kau
sebenarnya, bocah?" Tanya siluman kepala tiga itu dengan nada sinis.
Sebenarnya, ia sangat terkejut, ada manusia yang datang ke Myobokuzan
dan bahkan berhasil mengalahkannya dengan mudah-hanya mendapat luka
kecil-. "Oh ya, benar. Aku belum memperkenalkan diriku. Perkenalkan,
namaku Uzumaki Naruto! 18 Tahun! Hokage ke-6 Konohagakure!" seru Naruto
bangga sambil menepuk dadanya sendiri.
Mendengar itu, siluman kepala tiga itupun hanya bisa membulatkan
matanya. 'R-Rokudaime H-Hokage… J-Jinchuuriki K-Kyuubi!' batin siluman
itu shock. "Nah sekarang, siapa namamu?" Tanya Naruto sembari tersenyum
lebar seperti biasanya. "Panggil saja aku Kurobi. Apa yang kau inginkan
dariku, Rokudaime?" balas siluman yang ternyata bernama Kurobi itu.
"Begini, aku ingin meminta bantuanmu, karena kebetulan aku belum
mempunyai siluman Kuchiyose di dunia ini, jadi… maukah kau menjadi
siluman Kuchiyose milikku, Kurobi?" Tanya Naruto /to the point/.
Mendengar perkataan Naruto, Kurobi berpikir sejenak.
"Aku adalah siluman yang terhormat. Dan aku mengakui kekalahanku, kau
boleh meminta apa saja dariku, dan aku akan mengabulkannya." Ucap Kurobi
sembari menutup kedua matanya dan menunduk hormat pada Naruto. Melihat
itu, Naruto pun langsung tertawa senang sekaligus bangga. "Jadi, Kurobi…
mulai detik ini, kau adalah siluman Kuchiyoseku… !" seru Naruto sambil
melompat melayangkan tinjunya ke udara. "Ha'I Naruto-sama." Balas Kurobi
sambil sedikit tersenyum tipis melihat tingkah majikan barunya. 'Pantas
saja Kyuubi betah dengan bocah ini.' Batin Kurobi sambil tersenyum
tipis. "Ah, baiklah. Sudah malam, Hinata-chan pasti mengkhawatirkanku.
Kalau begitu, aku pulang dulu ya, Kurobi." Pamit Naruto pada Kurobi saat
menyadari hari telah berganti malam. Setelah Kurobi mengangguk, Naruto
pun langsung melesat keluar dari Myobokuzan.
.
.
.
Natsu D. Luffy
.
.
.
"Hahh…" entah sudah berapa kali Hinata menghela nafas panjang seperti
ini di balkon apartemennya. Sesekali ia melirik ke belakang, ke arah
bunshin Naruto yang tengah asyik menonton televise. *Poff* tiba-tiba
saja bunshin Naruto menghilang, membuat Hinata yang tengah meliriknya
menjadi kaget sendiri. "K-kenapa bunshin N-Naruto-kun menghilang…
J-jangan-jangan…" dan setelah itu, angan Hinata pun langsung melayang
tak jelas, membayangkan hal yang tidak-tidak terjadi pada Naruto-kun
tercinta. "Tadaima." Bisik seseorang yang tiba-tiba saja berada di
belakang Hinata. Hinata pun refleks menoleh ke arah sumber suara, dan
menemukan Naruto dengan seragam sekolahnya yang sudah kotor dan
acak-acakan tengah berdiri dan tersenyum kepadanya.
"N-Naruto-kun…" gumam Hinata agak kaget saat melihat Naruto yang
tiba-tiba saja sudah berada di belakangnya. Refleks, Hinata langsung
menghambur memeluk Naruto. "Eh?" Naruto pun sedikit kaget dengan sikap
Hinata yang terbilang cukup 'agresif' ini. "Okaeri, Naruto-kun" gumam
Hinata saat berada di dalam pelukan Naruto. Akhirnya Naruto pun membalas
pelukan Hinata. "Hey, Hinata-chan, aku lapar." Gumam Naruto sambil tetap
memeluk Naruto. Mendengar kata-kata Naruto, Hinata tertawa kecil dalam
pelukan Naruto. "Tapi makan malamnya sudah dihabiskan bunshin Narito-kun
tadi." Jawab Hinata yang langsung membuat Naruto shock.
Merasakan tubuh Naruto yang tiba-tiba saja menjadi kaku, Hinata pun
melepaskan pelukannya dan mendongakkan kepalanya untuk melihat Naruto.
Dan Hinata pun terkejut saat melihat wajah Naruto yang seperti orang
yang baru saja melihat adegan mutilasi di depannya, Shock berat. Tak
lama setelah itu, Naruto pun tiba-tiba jatuh pingsan dan tentu saja
segera di tangkap Hinata. "Kyaaa… ! N-Naruto-kun!" jerit Hinata kaget
saat tiba-tiba Naruto pingsan. Sepertinya malam ini Hinata harus
menggantikan baju Naruto jika ia tidak ingin tempat tidurnya kotor
karena digunakan untuk tidur Naruto yang masih memakai baju kotornya.
Dan.. *blush* wajah Hinata langsung memerah dan mengeluarkan asap bagai
kepiting yang baru saja matang saat memikirkan itu.
.
.
.
*To Be Continued*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar