Minggu, 19 April 2015

fanfic naruhina Charapter 12

Charapter 12

"Akhirnya kau datang juga, Dobe." Ujar Sasuke saat melihat sosok Naruto
yang tiba-tiba datang dan berada di samping Hinata sambil memegang kunai
bermata tiga yang tadinya di pegang Hinata.

"Eh? Kau kusut sekali, Naruto?" Tanya Sakura saat melihat penampilan
Naruto yang memang bisa di bilang acak-acakan.

"Ah ya! Kalian harus tahu ini! 'Sasuke' sekarang sudah bisa menggunakan
Eternal Mangekyo Sharingan!" seru Naruto tiba-tiba, mengacuhkan
pertanyaan dari Sakura.

Sejenak, Sakura dan Hinata membulatkan mata mereka mendengar kata-kata
dari Naruto. Sedangkan Sasuke, ia hanya memejamkan matanya santai
seperti baru saja mendengar hal yang telah ia duga sebelumnya.

"Mereka datang." Gumam Sasuke seraya membuka matanya dan menampakkan
Eternal Mangekyo Sharingan miliknya yang sudah dalam mode aktif.

Sejenak kemudian, beberapa meter dari hadapan Naruto dan teman-temannya,
muncul sebuah pusaran kecil di udara. Pusaran itu terus berputar hingga
perlahan menampakkan sosok Madara dan 'Sasuke' yang muncul dari dalamnya.

Setelah berhasil meapakkan kakinya di atas Segitiga Bermuda, Madara
sejenak memperhatikan sekeliling. 'Memilih tempat yang jauh dari
kehidupan?' batin Madara sembari kembali menghadap ke depan, menghadap
ke arah Naruto.

Sejenak, 'Sasuke' membulatkan matanya saat melihat sosok yang sangat
mirip dengan dirinya, lengkap dengan Eternal Mangekyo Sharingan yang di
gunakannya. Tetapi sejurus kemudian, wajah kagetnya segera tergantikan
dengan seringai licik yang terpampang dengan jelas di wajah tampannya.

"Jadi kau kesini untuk mencari bantuan, Dobe?" ucap 'Sasuke' sambil
menatap sinis kepada Naruto dan Sasuke secara bergantian.

"Tidak ada yang boleh memanggil Hokage kami dengan sebutan Dobe kecuali
aku." Balas Sasuke yang tiba-tiba saja langsung melangkah maju,
menghalangi langkah Naruto yang tadinya akan maju menghadapi 'Sasuke'.

Mendengar itu, seringai di wajah 'Sasuke' semakin lebar. "Oh ya? Dan ku
rasa juga tidak ada yang boleh menggunakan mata Sharingan kecuali Uchiha
asli. Bukan begitu, Uchiha palsu?" balas 'Sasuke' yang kini juga
melangkah maju di depan Madara.

Mendengar itu, bukannya marah, Sasuke malah langsung menyeringai
meremehkan. "Siapa yang kau sebut Uchiha palsu… ? Citcitku…" ujar Sasuke
sambil terus menyeringai meremehkan.

Mendengar itu, 'Sasuke' menjadi geram sendiri. Seenaknya saja dia
menyebutnya sebagai citcitnya! "Seenaknya saja kau mengaku sebagai
buyutku, Brengsek!" seru 'Sasuke' yang mulai kehilangan kesabaran.

"Hati-hati, Dobe." Gumam Sasuke sembari melesat menjauhi Naruto dan yang
lainnya.

"Brengsek! Mau kabur kemana kau?" seru 'Sasuke' sembari melesat
mengikuti Sasuke yang telah melesat jauh di depannya.

.

.

Sepeninggal kedua Uchiha itu, suasana di 'medan tempur' tak berubah sama
sekali. Tetap sepi… dan mencekam.

"Jadi? Satu lawan satu?" ujar Madara memecah kesunyian.

"Hinata-chan, Sakura-chan, sebaiknya kalian menjauh dari sini. Sebaiknya
kalian mengawasi Sasuke, aku khawatir dengannya." Ucap Naruto
mengacuhkan Madara.

"T-Tapi, N-Naruto-kun bagaimana?" balas Hinata sambil menatap khawatir
punggung Naruto.

"Tenang saja, Hime. Setelah masalah ini selesai, aku berjanji akan
segera menemuimu." Ujar Naruto menenangkan Hinata. 'Walau mungkin hanya
dengan ruh-ku, aku berjanji akan menemuimu.' Lanjut Naruto dalam hati.

"H-Hati-hati, Naruto-kun, a-aku akan menunggumu." Ucap Hinata seraya
melesat pergi bersama Sakura.

"Apa ada orang disini?" seru Madara memecah kesunyian yang sempat
terjadi sepeninggal Hinata dan Sakura.

Sejenak, Naruto memejamkan matanya, berusaha berkonsentrasi dan
mengacuhkan seruan Madara. Perlahan, tubuh Naruto diselimuti chakra
kuning terang diikuti beberapa segel yang terbentuk di tubuh Naruto. Dan
saat Naruto membuka matanya, ternyata permata biru miliknya telah
digantikan dengan pusaran kehidupan dan kematian Rinnegan.

Sejenak, Madara membulatkan matanya. Ia tidak menyangka, ternyata di
usia semuda ini, sang Rokudaime telah menguasai chakra Kyuubi dan mata
Rinnegan. 'Sepertinya ini akan sedikit merepotkan.' Batin Madara sembari
memejamkan matanya. Sesaat kemudian, mata Sharingan milik Madara telah
tergantikan dengan mata Rinnegan merah dengan Sembilan tomoe di sekitarnya.

Kini, giliran Naruto yang membulatkan matanya. Ternyata benar kata
Sasuke, Madara ini sepertinya akan lebih merepotkan disbanding Madara di
dunia shinobi.

"Jadi, kapan kita akan mu-" belum sempat Madara menyelesaikan
kata-katanya, tiba-tiba saja Naruto telah muncul di hadapannya dengan
gumpalan chakra hitam padat di tangannya.

*PLARRR* "Sialan, dia lolos." Gumam Naruto sambil menatap sekeliling.
Bijuu Bomb yang tadi sempat ia lancarkan masuk begitu saja ke dalam
Segitiga Bermuda yang kelam.

"Sial!" umpat Naruto saat tiba-tiba melihat sebuah benda berukuran
seperti meteor yang melesat dengan kecepatan luar biasa dan api
disekitarnya dari arah atas. Kini Naruto di hadapkan dengan dua pilihan.
Pertama, menghindar dan membiarkan banyak makhluk laut yang akan mati.
Kedua, menghancurkan benda berbentuk meteor itu dan membiarkan
pertahanannya terbuka.

Setelah mengambil keputusan, Naruto pun melompat ke atas dan segera
membentuk Bijuu Bomb dengan 9 ekor yang tiba-tiba saja muncul dari
belakang tubuhnya. Awalnya ukuran Bijuu Bomb itu hanya sebesar bola
basket, tapi setelah Naruto melihat bahwa ternyata di belakang 'meteor'
tadi masih ada dua benda serupa, ia segera memperbesar ukuran Bijuu Bomb
miliknya menjadi lebih besar dari tubuhnya sendiri.

Setelah cukup dekat, Naruto 9 ekor milik Naruto langsung memanjang dan
menghantamkan Bijuu Bomb yang berada di tengah-tengahnya ke arah
'meteor' itu datang.

*DDUUAARR*

*DDUUAARR*

Dua 'meteor' sukses di hancurkan oleh Bijuu Bomb milik Naruto. Dan
sekaran, tinggal menghancurkan 'meteor' ketiga.

Naruto tengah bersiap kembali mendorong Bijuu Bomb miliknya ketika
tiba-tiba saja sebuah bola api raksasa datang dari arah sampingnya. Ya,
bola api dengan ukuran melebihi meteor barusan.

Dengan cepat Naruto mengambil keputusan untuk melemparkan Bijuu Bomb
miliknya ke arah 'meteor' ketiga, dan dengan cepat segera menghindar
agar tidak terkena bola api raksasa itu.

Namun naas bagi Naruto, di saat ia bersiap berbalik dan menghindar,
tiba-tiba saja tujuh bola api lainnya dengan ukuran yang sama dengan
yang pertama, muncul dari berbagai arah. Dan sekarang, jadilah Naruto
terperangkap antara delapan bola api raksasa yang semakin mendekat.
Bahkan dari jarak yang masih cukup jauh ini, ia bisa merasakan betapa
panasnya bola api itu.

Jika Naruto menghindar ke atas, ia akan terkena ledakan dari Bijuu
Bombnya sendii, jadi, satu-satunya pilihan adalah segera menghindar ke
bawah. 'Ya, menghindar ke bawah!'

Dengan segera, Naruto menundukkan kepalanya ke bawah, memastikan tidak
ada halangan apapun yang akan menghadangnya di bawah. Namun seketika itu
juga, mata Naruto terbelalak sempurna saat melihat sosok Madara yang
tengah menyeringai di bawah sana.

'Kuso!' umpat Naruto dalam hati. Sial, ia tidak menyangka ini akan
berakhir secepat ini. Seandainya saja Madara tidak ada di bawah sana-
tunggu! Sejenak, Naruto menyeringai diikuti tangannya yang segera
membentuk sebuah Rasengan Shuriken.

Bola api kian mendekat ke arah Naruto, siap memanggangnya kapan saja.
Naruto kini tengah bersiap menukik ke bawah, menghindari jangkauan bola
api raksasa itu dan menyerang Madara dengan Rasengan Shuriken.

Namun sekali lagi, Naruto harus mengurungkan niatnya karena…
"Arrrggghhh… !" pekik Naruto keras saat tiba-tiba saja dirinya dilahap
oleh api hitam dan… *BBLLAAARRRRRR* kedelapan bola api raksasa itupun
saling bertabrakan, atau tepatnya menabrak Naruto yang tengah dilalap
api hitam secara bersamaan.

"Mudah sekali." Gumam Madara sambil tersenyum penuh kemenangan saat
melihat sosok hangus Naruto yang entah bernyawa atau tidak tepat di
cengkraman tangannya.

.

.

.

'Naruto!' batin Sasuke kaget saat barusan ia mendengar jeritan yang
sepertinya tidak asing lagi di matanya. Pikiran burukpun segera
menghampiri Sasuke. Kemudian, pemikiran buruk itu semakin di perkuat
dengan fakta… Sasuke tidak lagi merasakan Chakra Naruto!

"Wah, wa, wah… Sepertinya si Dobe sudah 'pulang' ke Neraka duluan ya?
Tenang saja, kau juga akan segera menyusulnya." Ucap 'Sasuke' yang baru
saja datang di hadapan Sasuke.

Mendengar itu, Sasuke hanya bisa mendecih kesal sambil bersiap menyerang
sosok kembaran di depannya itu. 'Aku percaya kau tidak akan mati semudah
itu, Dobe.' Batin Sasuke sembari melesat menyerang 'Sasuke' di depannya.

"Chidori!"

*DUAR*

'Sasuke' yang belum siap, akhirnya hanya bisa menyesali kebodohannya
saat dirinya terlempar oleh jutsu milik Sasuke.

'Ugh. Sial! Lumayan juga, dia!' batin 'Sasuke' sembari mencoba
menegakkan kembali tubuhnya yang tadi sempat terpental beberapa puluh meter.

Belum sempat menyeimbangkan tubuhnya, tiba-tiba saja Sasuke muncul di
depannya dengan membawa pedang Kusanagi yang siap menebas kepalanya
andai saja ia tidak segera membakar tubuh Sasuke dengan api hitam miliknya.

Melihat sosok Sasuke yang tak kunjung keluar dari tengah kobaran api
hitam miliknya, 'Sasuke' pun menyeringai puas sembari berbalik, bersiap
pergi menghabisi sosok gadis berambut merah muda yang ia ketahui berada
tak jauh dari tempatnya saat ini.

*BLAR*

Tiba-tiba saja, terdengar suara seperti ledakan yang memaksa 'Sasuke'
untuk membalikkan badannya. Sejenak, 'Sasuke' terbelalak saat melihat
sosok Sasuke dengan sosok raksasa Susano'o yang berdiri kokoh di
belakangnya. Tapi kemudian, 'Sasuke' pun menyeringai dan segera
mengeluarkan sosok Susano'o yang sama persis dengan milik Sasuke.

"Jadi, bagaimana? Bahkan Susano'o milikmu juga meniru sosok Susano'o
milikku?" ujar 'Sasuke' dengan nada meremehkan.

Kali ini, Sasuke tak menanggapinya. Ia sudah muak dengan semua ini, ia
tidak peduli lagi siapa bocah di depannya ini. Entah cucunya, entah
citcitnya, ia tidak peduli. Ia hanya ingin membunuhnya sekarang juga dan
segera pergi ke tempat Naruto bertarung.

Perlahan, Sasuke kembali mencabut pedang Kusanagi yang tersemat di
belakang pinggangnya, diikuti sosok Susano'o miliknya yang juga turut
mengeluarkan pedang miliknya.

Melihat itu, 'Sasuke' tak dapat lagi menahan raut keterkejutannya. Sial!
Susano'o miliknya tak mempunyai pedang seperti milik Sasuke! Dan lagi…
apa itu! Pedang yang barusan di pegang Sasuke mengeluarkan aura hitam
yang segera membuat sosok Susano'o milik Sasuke bertambah besar dan
mempunyai empat kepala!

'Kuso!' umpat 'Sasuke' dalam hati.

Sekejap mata, tiba-tiba Sasuke telah berada di depan 'Sasuke' dan
bersiap mengayunkan Kusanagi miliknya saat tiba-tiba saja sosok Susano'o
milik 'Sasuke' menghalau laju Kusanagi milik Sasuke.

Tapi bukan hanya 'Sasuke' yang mempunyai Susano'o, dengan segera, sosok
Susano'o milik Sasuke mengayunkan pedang miliknya dan membelah sosok
Susano'o milik 'Sasuke' yang tengah menghalangi laju Kusanagi.

*CRASH*

Dan dengan itu, sosok Susano'o milik 'Sasuke' pun terbelah menjadi dua
dan segera hancur berkeping-keping. Dan dengan itu pula, pertahanan
'Sasuke' pun terbuka, memberikan peluan kepada Sasuke untuk melancarkan
serangan terakhirnya.

"Bodoh." Gumam Sasuke sembari menebaskan Kusanagi miliknya ke leher
'Sasuke'.

*CRASH*

.

.

Dari kejauhan, Sakura hampir saja berteriak histeris karena ternyata
Sasuke tercinta berhasil mengalahkan 'Sasuke' dengan mudah. Tapi ia juga
sedikit ngeri saat melihat kepala 'Sasuke' yang terpisah dengan tubuhnya.

Baru saja Sakura akan melangkah saat tiba-tiba sebuah suara menghentikan
langkahnya.

"S-Sakura-san…" panggil Hinata yang baru saja tiba di belakang Sakura.

"Eh? Hinata-chan? Kenapa kau di sini? Kenapa tidak bersama Naruto?"
Tanya Sakura bingung saat melihat sosok Hinata yang tengah berdiri di
belakangnya.

"Um… a-ano… Aku disuruh N-Naruto-kun untuk menemani S-Sakura-san di
sini." Jawab Hinata dengan nada gugupnya, seperti biasa.

Baru saja Sakura akan kembali bertanya pada Hinata, sebuah suara yang
taka sing lagi menghentikannya.

"Ayo ke tempat Naruto bertarung." Ucap orang yang tak lain adalah Sasuke
dengan pakaian putihnya yang kini telah ternodai dengan bercak darah
yang barusan 'menyembur' dari tebasannya.

"Eh? Kenapa gugup sekali, Sasuke-kun?" Tanya Sakura bingung. Tidak
biasanya Sasuke mengkhawatirkan Naruto seperti ini, kecuali-

"Aku tak merasakan Chakra milik Naruto. Aku hanya merasakan chakra murni
milik Kyuubi yang sangat lemah." Jawab Sasuke datar, membuat kedua gadis
di depannya membulatkan mata sempurna.

Di detik berikutnya, ketiga ninja elite Konoha inipun segera melesat
menuju ke tempat pertarungan Naruto.

.

.

.

Natsu D. Luffy

.

.

.

Kini, terlihat sebuah aliran Chakra orange kemerahan yang berupa sosok
rubah ekor Sembilan tengah tertarik dari dalam perut Naruto ke dalam
perut milik Madara.

'Sialan kau, Brengsek!' seru Kyuubi saat dirinya begitu tak berdaya
begitu di tarik Madara keluar dari tubuh Naruto.

Namun apa boleh buat, saat ini Chakra Kyuubi juga tengah melemah,
sehingga ia tidak bisa memberikan perlawanan yang berarti pada Madara.
Akh, seandainya saja saat ini ada Rokubi di sini, ia pasti akan
mentransfer seluruh kekuatannya pada Rokubi agar Rokubi bisa selamat.

Setelah beberapa saat, akhirnya aliran Chakra itupun berhenti, diikuti
menghilangnya tanda segel di perut Naruto.

"Terimakasih untuk jamuannya, Rokudaime-sama." Gumam Madara sembari
melemparkan sosok Naruto yang telah hangus ke dalam laut.

*DDUUAARRR*

*BYUURRRR*

Tiba-tiba saja, terjadi ledakan dari dalam laut, diikuti air laut yang
menciprat, menimbulkan gelombang yang cukup besar. Ah ya, sepertinya
Bijuu Bomb milik Naruto yang tadi meleset dan masuk ke dalam laut telah
mencapai dasar laut.

*BYUR*

Dan dengan itu, sosok hangus Naruto pun tenggelam jauh ke dalam laut
Segitiga Bermuda yang dalam, gelap, suram, dan… misterius.

.

.

"Ah, aku baru sadar sejak tadi aku tak merasakan Chakra Sasuke. Ah,
mungkin ia sudah mati." Gumam Madara enteng sembari berjalan menjauh
dari tempatnya semula.

Belum sempat melangkah jauh, langkah kaki Madara segera terhentikan oleh
tiga sosok yang tiba-tiba saja muncul di depannya.

"Wah, wah, wah… sayang sekali, pertunjukkan telah usai." Ujar Madara
santai. Mata Rinnegan merah miliknya memperhatikan satu-persatu sosok
yang kini berdiri di hadapannya. Ah ya, mereka teman Rokudaime ingusan itu.

"Dimana Naruto?" Tanya Sasuke dingin, mengacuhkan kata-kata Madara
barusan. Sedangkan kedua gadis yang berdiri di belakangnya, hanya mampu
melihat Madara dengan pandangan yang seolah berkata apa-dia-manusia.

"Oh… Rokudaime-sama sepertinya tadi tak sengaja terbakar dan akhirnya
masuk ke dalam laut untuk mendinginkan badan." Jawab Madara santai,
seolah tak ada yang salah dengan jawabannya.

Mendengar jawaban dari Madara, kontan kedua gadis yang berdiri di
belakang Sasuke langsung membulatkan matanya.

"N-Naruto-kun…" lirih Hinata dengan mata berkaca-kaca. Tidak, ia tidak
menduga ini semua akan terjadi. Ia tidak akan menduga kalau kata-kata
perpisahan yang beberapa saat lalu Naruto ucapkan padanya adalah
kata-kata terakhir yang akan ia dengar dari sosok tunangannya trsebut.

Beberapa saat kemudian, isakan memilukan hati pun meluncur dengan indah
daru mulut kunoichi paling beruntung di Konoha –tunangan
Rokudaime-Hokage-. Hinata terus terisak diikuti Sakura yang teris
mengelus punggung Hinata, mencoba menenangkan Hinata walau dirinya
sebenarnya juga ingin menangis.

Sedangkan Sasuke, ia hanya mengepalkan tangannya erat-erat sembari
menatap tajam sosok Madara di depannya. Sejenak, Sasuke membulatkan
matanya saat merasakan Chakra Kyuubi yang muncul dari tubuh Madara.

"Oh ya, aku lupa member tahu kalian ya? Rokudaime-sama tadi memberiku
kenang-kenangan berupa Kyuubi sebelum ia mendinginkan diri di dalam
laut." Ujar Madara sembari tersenyum mengejek ke arah Sasuke.

Mendengar itu, isakan Hinata pun semakin keras. Ini tidak mungkin!
Naruto-nya, tidak mungkin mati semudah ini! Ini semua pasti bohong!
Sayangnya, sampai saat ini, ini semua masih nyata, Hinata.

"BRENGSEK… !" seru Sasuke yang telah kehilangan kesabarannya sembari
mengeluarkan sosok Susano'o miliknya dan bersiap menyerang Madara.

.

.

.

"Naruto…"

"Hah? Siapa itu?"

"Apa kau menginginkan kekuatan?"

"Dimana aku dan siapa kau sebenarnya?"

"Apa kau tidak ingin membunuh musuhmu? Apa kau butuh kekuatan?"

"A-Aku…"

"Aku akan memberikan sebanyak yang kau mau asal kau mau menyerahkan
tubuhmu."

"Apa!"

"Teman-temanmu dalam bahaya."

"…"

"…"

"Aku… Baiklah, Aku setuju. Berikan kekuatan sebesar mungkin untuk
menghancurkan Madara."

"Sebaiknya kau tidak melawan saat aku memakai tubuhmu."

"Tidak akan."

.

.

.

.

*To Be Continued*

2 komentar: